Job evaluation adalah proses menganalisis dan menilai suatu jabatan
secara sistematik untuk mengetahui nilai relatif bobot berbagai jabatan dalam
suatu organisasi. Hasil akhir dari proses job evaluation adalah job weight
(bobot jabatan/pekerjaan). Faktor utama dalam melakukan job evaluation adalah
menentukan "factor compansable", dimana berdasarkan penentuan faktor
compansable tersebut dapat dilakukan penilaian secara relatif satu
jabatan/pekerjaan dengan jabatan/pekerjaan yang lain)
Friday, December 20, 2013
Thursday, December 19, 2013
menetapkan harga suatu produk
MENETAPKAN
HARGA
Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika
mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke saluran
distribusi atau daerah geografis yang baru, dan ketika mengikuti lelang untuk
kerja kontrak baru.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan
penetapan harganya. Ada enam langkah prosedur yaitu
(1) memilih tujuan penetapan harga,
(2) menentukan
permintaan,
(3)
memperkirakan biaya,
(4) menganalisa
biaya, harga dan tawaran pesaing,
(5) memilih
metode penetapan harga, dan
(6) memilih
harga akhir.
1.
Langkah 1: Memilih tujuan penetapan harga.
Makin jelas tujuan suatu
perusahaan, makin mudah menetapkan harga. Perusahaan dapat mengharapkan salah
satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga: kelangsungan hidup, laba
maksimum sekarang, pangsa pasar maksimum, menguasai pasar secara maksimum, atau
kepemimpinan mutu produk.
a. Kelangsungan hidup
Perusahaan dapat mengejar
kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya jika terjadi kelebihan kapasitas,
persaingan yang sengit, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Kelangsungan
hidup adalah tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan tersebut
harus belajar bagaimana menambah nilai atau berhadapan dengan kepunahan.
b. Laba maksimum sekarang
Perusahaan tersebut memperkirakan
permintaan dan biaya yang terkait dengan harga alternatif dan memilih harga
yang menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi
yang maksimum. Strategi ini mengandaikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai
pengetahuan tentang fungsi permintaan dan biayanya; dalam kenyataannya,
keduanya sulit diperkirakan.
c. Pangsa pasar maksimum
Perusahaan menetapkan harga yang
paling rendah, dengan berasumsi bahwa pasar tersebut peka terhadap harga.
Kondisi-kondisi berikut mendukung penetapan harga yang rendah:
(1) Pasar tersebut sangat peka
terhadap harga, dan harga yang rendah merangsang pertumbuhan pasar;
(2) biaya
produksi dan distribusi turun dengan makin terakumulasinya pengalaman produksi;
dan
(3) harga yang rendah
menghapuskan atau mencegah persaingan.
d. Menguasai pasar secara maksimum
Perusahaan-perusahaan yang
memperkenalkan teknologi baru lebih menyukai penetapan harga yang tinggi untuk
menguasai pasar. Penguasaan pasar masuk akal dalam kondisi berikut:
(1) sejumlah pembeli yang memadai
memiliki permintaan sekarang yang tinggi;
(2) biaya per unit untuk
memproduksi volume yang kecil tidak terlalu tinggi sehingga dapat menunda
keuntungan dengan mengenakan harga yang dapat diserap pasar;
(3) harga awal yang tinggi
tersebut tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar;
(4) harga yang tinggi tersebut
mengkomunikasikan citra suatu produk yang unggul.
e. Kepemimpinan mutu produk
Banyak merek berusaha keras untuk menjadi ”barang mewah
yang dapat dihasilkan” – produk atau jasa yang bercirikan tinghkatan yang
tinggi soal mutu, selera dan status yang dapat dirasakan, dengan harga yang
cukup tinggi yang tidak di luar jangkauan konsumen.
Tujuan lain
Organisasi-organisasi nirlaba dan
pemerintah mungkin menggunakan tujuan-tujuan penetapan harga lainnya.
Universitas berupaya untuk mendapatkan pengembalian sebagian biaya, karena tahu
bahwa organisasi tersebut harus mengandalkan sumbangan swasta dan dan bantuan
pemerintah untuk menutupi biaya selebihnya. Rumah sakit nirlaba mungkin
berupaya untuk mendapatkan pengembalian seluruh biaya dalam penetapan harganya.
2. Langkah 2: Menentukan permintaan
Setiap harga akan menghasilkan
tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda
terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam kasus biasa, permintaan dan
harga berbanding terbalik: makin tinggi harganya, makin rendah permintaannya.
Dalam kasus barang mewah, kadang-kadang harga naik dan malah penjualan akan
makin banyak, bukan makin sedikit.
Kepekaan harga
Langkah pertama dalam
memperkirakan permintaan adalah memahami apa saja yang mempengaruhi kepekaan
harga. Umumnya, pelanggan paling peka terhadap harga untuk produk yang berharga
tinggi atau sering dibeli. Mereka kurang peka terhadap harga untuk barang yang
berharga rendah atau barang yang jarang mereka beli. Mereka juga kurang peka
terhadap harga apabila harga hanya merupakan sebagian kecil dari dari biaya
total untuk memperoleh, menggunakan, dan memperbaiki produk sepanjang masa
pakainya.
Memperkirakan kurva permintaan
Sebagian besar perusahaan mencoba
mengukur kurva permintaannya. Perusahaan tersebut menggunakan metode yang
berbeda-beda:
Analisis statistikal atas harga masa lalu,, jumlah
yang terjual, dan faktor-faktor lain secara statistik untuk memperkirakan
hubungan-hubungannya. Menciptakan model yang tepat dan menyesuaikan data
tersebut dengan teknik-teknik statistik yang tepat memerlukan keahlian yang
sangat tinggi.
Eksperimen harga dapat dilakukan. Pendekatan
lainnya ialah menggunakan internet. Suatu e-bisnis (e-business) dapat menguji
dampak kenaikan harga 5% dengan mengenakan harga yang lebih tinggi kepada
setiap pengunjung ke empat puluh untuk membandingkan tanggapan pembeli.
Survei dapat mengeksplorasi berapa banyak unit yang akan dibeli konsumen dengan
berbagai harga berbeda-beda yang diusulkan, walaupun pembeli mungkin tidak akan
menyatakan minat mereka apabila harganya ternyata lebih tinggi untuk mencegah
perusahaan tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi.
Elastisitas harga permintaan
Pemasar perlu mengetahui seberapa
tanggap atau elastis permintaan terhadap perubahan harga. Permintaan mungkin akan kurang elastis dalam kondisi-kondisi
berikut:
(1) hanya ada sedikit atau bahkan
samasekali tidak ada barang pengganti atau pesaing;
(2) pembeli tidak cepat
memerhatikan harga yang lebih tinggi tersebut;
(3) pembeli lambat mengubah
kebiasaan belinya;
(4) pembeli berpendapat bahwa
harga yang lebih tinggi tersebut dapat dibenarkan.
Elastisitas harga bergantung pada
besarnya dan arah perubahan harga yang direncanakan tersebut. Akhirnya,
elastisitas harga jangka panjang mungkin berbeda dari elastisitas jangka
pendek. Perbedaan antara elastisitas jangka pendek dan jangka panjang berarti
bahwa penjual tidak akan mengetahui pengaruh seluruh akibat perubahan harga
hingga waktu berlalu.
3.
Langkah 3: Memperkirakan biaya
Permintaan menentukan batas harga
tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya.
Jenis biaya dan tingkat produksi
Biaya-biaya perusahaan mempunyai
dua bentuk, tetap dan variabel. Biaya tetap (fixed cost yang juga disebut
overhead) adalah biaya-biaya yang tidak akan berbeda karena pengaruh produksi
atau penjualan. Perusahaan harus membayar tagihan setiap bulan untuk sewa,
listrik, bunga pinjaman, gaji, dan lain-lainnya, berapa pun keluarannya.
Produksi yang terakumulasi
Semakin berpengalaman dalam
memprodukksi, metodenya akan membaik. Karyawan mempelajari cara kerja pintas,
arus bahan makin mulus, biaya pembelian turun. Namun, penetapan harga
berdasarkan kurva pengalaman mempunyai resiko besar. Penetapan harga yang
agresif dapat memberi citra murahan kepada produk tersebut. Strategi itu juga
mengandaikan bahwa para pesaingnya lemah.
Akunting biaya berdasarkan aktivitas
Biaya-biaya produsen akan
berbeda-beda untuk masing-masing jaringan, dan labanya juga akan berbeda. Untuk
memperkirakan profitabilitas sesungguhnya dalam bertransaksi dengan berbagai
pengecer yang berbeda, produsen tersebut perlu menggunakan akuntansi biaya
berbasis kegiatan (activity based cost (ABC)
accounting) alih-alih akuntansi biaya standar (standar cost accounting).
Penetapan biaya sasaran
Biaya berubah sejalan dengan
skala produksi dan pengalaman. Pengurangan marjin laba yang diinginkan dari
harga menghsilkan biaya sasaran yang harus dicapai. Masing-masing unsur biaya –
perancangan, rekayasa, produksi, penjualan – harus diuji. Tujuannya adalah
mengusahakan supaya proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran harga biaya sasaran
tersebut.
4. Langkah 4: Menganalisa biaya, harga, dan
tawaran pesaing
Dalam rentang
kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya-biaya
perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi
harga pesaing. Jika tawaran perusahaan tersebut mengandung ciri-ciri
diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilainya bagi
pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut.
Jika tawaran harga pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan
perusahaan tersebut, nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan
dikurangkan dari harga perusahaan tersebut.
5.
Langkah 5: Memilih metode penetapan harga
Dengan adanya tiga C yaitu
(1) jadwal permintaan pelanggan
(customer’s demand schedule),
(2) fungsi biaya (cost function),
dan
(3) harga pesaing (competitor’s
price) – perusahaan kini siap memilih harga.
Perusahaan-perusahaan memilih
metode penetapan harga yang menyertakan satu atau lebih diantara ketiga
pertimbangan tersebut. Enam metode penetapan harga adalah:
a. Penetapan harga mark-Up
Metode penetapan harga yang
paling sederhana adalah menambahkan mark-up standar pada biaya produk tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang memperkenalkan produk baru sering menetapkan harga
yang tinggi dengan harapan untuk mengembalikan biayanya secepat mungkin, tetapi
strategi ini dapat berakibat fatal jika pesaing menetapkan harga yang rendah.
Namun, penetapan harga mark up tetap
populer karena berbagai alasan:
(1) penjual dapat menentukan biay
jauh lebih mudah dibandingkan dengan melalui cara memperkirakan permintaan,
(2) jika semua perusahaan dalam
industri tersebut menggunakan metode penetapan harga ini, hatga-harga akan
cenderung serupa,
(3) banyak orang merasa penetapan
ini lebih adil bagi pembeli maupun penjual.
b. Penetapan harga sasaran pengembalian
Perusahaan menentukan harga yang
akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI-return on
investment) yang dibidiknya. Metode ini juga digunakan perusahaan-perusahaan
listrik pemerintah, yang perlu memperoleh pengembalian atas investasinya yang
adil.
c. Penetapan harga persepsi nilai
Makin banyak perusahaan
mendasarkan harganya pada persepsi nilai (perceived value) pelanggan.
Perusahaan tersebut menggunakan unsur-unsur bauran pemasaran lainnya, sepert
iklan dan tenaga penjualan, untuk mengkomunikasikan dan meningkatkan nilai yang
dipersepsikan dalam benak pembeli.
d. Penetapan harga nilai
Penetapan harga nilai bukan
sekedar menetapkan harga yang lebih rendah, langkah tersebut adalah persoalan
merekayasa ulang kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut untuk menjadi produsen
yang berbiaya rendah tanpa mengorbankan mutu, dan menurunkan harga yang lumayan
besar guna menarik sejumlah besar pelanggan yang sadar nilai. Ketika toko serba
ada menghdapi persaingan yang makin sengit dari pesaing-pesaingnya dan dari
saluran-saluran lainnya, banyak orang menemukan bahwa kunci untuk menarik orang
berbelanja adalah menggunakan kombinasi strategi harga tinggi-rendah dan harga
rendah setiap hari, dengan iklan dan promosi yang makin meningkat.
e. Penetapan harga umum
Dalam penetapan harga umum (going
rate pricing), perusahaan tersebut mendasarkan harganya terutama pada harga
pesaing. Perusahaan tersebut mungkin akan mengenakan harga yang sama, lebih
tinggi, atau lebih rendah daripada pesaing utamanya. Penetapan harga umum
lumayan populer. Apabila biaya sulit diukur atau tanggapan pesaing tidak pasti,
perusahaan-perusahaan merasa bahwa harga umum merupakan jalan keluar yang baik,
karena hal itu dianggap mencerminkan kejakan bersama industri tersebut.
f. Penetapan
harga tipe lelang
Penetapan harga tipe lelang mulai
makin populer, khususnya seiring dengan pertumbuhan internet.
Perusahaan-perusahaan perlu menyadari tiga jenis utama lelang yaitu;
Lelang Inggris (tawaran meningkat)
Satu penjual
dan banyak pembeli. Penjual memperlihatkan suatu barang dan para penawar
menaikkan harga tawaran hingga mencapai harga tertinggi.
Lelang Belanda (tawaran menurun)
Satu penjual dengan banyak
pembeli, atau satu pembeli dengan banyak penjual. Pembeli mengumumkan sesuatu
yang ingin dibelinya dan kemudian calon-calon penjual bersaing mengumumkan
sesuatu yang ingin dibelinya dan kemudian calon-calon penjual bersaing untuk
melakukan penjualan dengan menawarkan harga yang terendah.
Lelang tawaran tertutup
Calon-calon pemasok hanya dapat
mengajukan satu tawaran dan tidak mengetahui tawaran-tawaran lainnya. Pemasok
tidak akan menawar di bawah biayanya, tetapi juga tidak dapat menawar terlalu
tinggi karena takut kehilangan pekerjaan tersebut.
6. Langkah 6: Memilih harga akhir
Dalam memilihh harga akhir ini,
perusahaan tersebut harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahnan, yang
meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan,
penetapan harga yang berbagi laba, dan dampak harga terhadap pihak lain.
Dalam sebuah studi, ditemukan
hal-hal berikut;
Merek yang mempunyai mutu relatif rata-rata, tetapi dengan anggaran iklan
relatif tinggi, dapat mengenakan harga yang sangat mahal. Tampaknya, konsumen
bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang dikenal daripada
untuk produk yang tidak dikenal.
Merek yang mempunyai mutu relatif tinggi dan iklan relatif tinggi
memperoleh harga yang paling tinggi. Sebaliknya, merek yang mempunyai mutu
rendah dan iklan yang rendah mengenakan harga yang paling rendah.
Hubungan positif antara harga yang tinggi dan iklan yang tinggi berlangsung
paling kuat dalam tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi pemimpin pasar.
Subscribe to:
Posts (Atom)