Langkah-langkah
Penelitian:
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
2. Penelaahan kepustakaan
3. Penyusunan hipotesis
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel
5. Pemilihan / pengembangan alat-alat pengambilan data
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pemecahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
I. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Masalah: Terjadinya kesejangan (gap) antara das sollen (harapan) dan das sein (kenyataan).
1. Identifikasi Masalah
Dapat didapat dari:
a. Bacaan, terutama laporan hasil penelitian
b. Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah lainnya
c. Pengamatan sepintas
d. Pengalaman pribadi
e. Perasaan intuitif (spontan, seketika)
2. Pemilihan Masalah
Arahan pertimbangan pemilihan masalah:
a. Pertimbangan dari arah masalahnya:
Menggunakan pertimbangan akan sumbangan yang diberikan kepada:
- Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya.
- Pemecahan masalah-masalah praktis
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti
- Biaya yang tersedia
- Waktu yang dapat digunakan
- Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia
- Bekal kemampuan teoritis
- Penguasaan metode yang diperlukan
3. Perumusan Masalah
Cara merumuskan masalah penelitian
a. Dirumuskan dengan kalimat tanya
b. Padat dan jelas
c. Memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
II. Penelaahan Kepustakaan
Dibedakan menjadi 2 kelompok:
1. Sumber acuan umum (kepustakaan / buku-buku teks, ensiklopedia, monograp, dll)
2. Sumber acuan khusus (jurnal, bulletin penelitian, tesis, disertasi, dll)
Kriteria dalam memilih sumber bacaan:
1. Prinsip kemutakhiran (recency)
2. Prinsip relevansi (relevance)
Penalaran deduktif untuk konsep-konsep umum
Penalaran induktif untuk hasil-hasil penelitian
III. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis: jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris.
Pengertian hipotesis
- Secara teknis : Pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
- Secara statistik : Pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
- Secara implisit : Prediksi
Cara merumuskan hipotesis:
1. Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
2. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif / pernyataan
3. Dirumuskan secara jelas dan padat
4. Dapat diuji
Jenisnya:
1. Hipotesis tentang hubungan / korelasi
2. Hipotesis tentang perbedaan
Hipotesis nol / Ho = Hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara 2 variabel / lebih.
Hipotesis alternatif / HA = Adanya hubungan antar variabel.
IV. Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Operasional Variabel-variabel
1. Mengidentifikasikan Variabel
Variabel: Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa / gejala yang akan diteliti.
Ditentukan oleh landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya.
2. Mengklasifikasikan Variabel
Digolongkan menjadi 4 jenis:
a. Variabel nominal: ditetapkan berdasarkan atas proses penggolongan sifat: deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori satu dengan yang lain.
b. Variabel ordinal: disusun atas jenjang dalam atribut t3.
c. Variabel internal: dihasilkan dari pengukuran, yang didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
d. Variabel ratio: variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak.
Menurut fungsinya:
Sebab Hubungan Akibat
V. Bebas
V. Moderator V. Intervening V. Tergantung
V. Kendali
V. Rambang
Urutan penentuan variabel:
a. V. tergantung: variabel yang dipengaruhi variabel lain
b. V. bebas atau yang lain
Variabel rambang: variabel yang diabaikan pengaruhnya.
3. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi).
• Cara menyusun definisi operasional dikelompokkan menjadi 3 macam:
a. Definisi pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh: Lapar adalah kedalam dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam.
b. Definisi pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi.
Contoh: orang lapar adalah orang yang mulai menyantap makanannya kurang dari satu menit setelah makanan itu dihidangkan dan menghabiskanya dalam waktu kurang dari 10 menit.
c. Definisi pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang definisikan itu nampak.
Contoh: Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.
V. Pemilihan / Pengembangan Alat-alat Pengambilan Data
Syarat alat pengambilan data:
1. Reliabilitas / keterandalan
2. Validitas / kesahihan
3. Keterbakuan
1. Pemilihan alat pengambil data
Disesuaikan dengan data yang diambil (variabelnya)
Kualitas total (reliabilitas dan validitas)
Kemudahan penggunaan (praktis)
Biaya
2. Pengembangan alat pengambil data
Alat yang dikembangkan harus diuji coba terlebih dahulu kualitasnya (reliabilitas dan validitas) terutama dalam pengembangan alat-alat dalam ilmu-ilmu sosial.
VI. Penyusunan Rancangan Penelitian
Disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian yang telah didefinisikan serta ole hipotesis yang akan diuji. Pada umumnya rancangan penelitian itu sekaligus juga merupakan rancangan analisis data.
VII. Penentuan Sampel
Sampel harus mencerminkan populasi.
Jenis sampel:
- Sampel rambang (random sampling) : setiap populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi sampel.
- Sampel rumpun (cluster sampling) : secara kelompok sampel dipilih.
- Sampel bertingkat (stratified sampling) : sampel rumpun yang telah ditentukan.
- Sampel rambang proporsional (proportional random sampling) :
Sampel representatif: sampel yang paling mencerminkan populasi.
Parameter yang menentukan representatif:
1. Variabilitas populasi
2. Besar sampel
3. Teknik penentuan sampel
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel
VIII. Pengumpulan Data
Kualitas data dipengaruhi oleh kualitas alat pengambil data / alat pengukur.
- Kualifikasi si pengambil data
- Ketertiban
- Seluk-beluk pengambilan data primer / sekunder.
IX. Pemecahan dan Analisis Data
1. Data diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya
2. Data diubah dalam bentuk tabel, matriks, dll (induk tabel / master tabel)
3. Menganalisis data
Statistik untuk data kuantitatif (konversi 1% dan 5%)
Non statistik untuk data deskriptif / textular karena hanya isinya yang dianalisis disebut analisis is (content analysis).
X. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil penelitian diuji kebenarannya.
Jika hipotesis tidak terbukti dapat dicari kesalahannya melalui.
1. Landasan teori (kadaluwarsa, kurang valid)
2. Sampel (tidak representatif)
3. Alat pengambilan data (tidak reliable dan valid)
4. Rancangan penelitian kurang tepat
5. Perhitungan yang salah
6. Variabel-variabel luaran (Extraneous Variables) terlalu besar
XI. Penyusunan Laporan
A. Bagian awal berisi
1. Halaman judul
2. Halaman pendahuluan
3. Halaman daftar isi
4. Halaman daftar tabel (jika ada)
5. Halaman daftar gambar (jika ada)
6. Halaman daftar lampiran (jika ada)
B. Bagian inti yang berisi
1. Latar belakang masalah
2. Tujua penelitian
3. Penelaahan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis (jika tidak disajikan tersendiri)
4. Hipotesis (jika belum dicakup pada pasal sebelumnya)
5. Metodologi
6. Hasil
7. Intrepretasi / diskusi, kesimpulan, dan saran
C. Bagian akhir yang berisi
1. Daftar pustaka
2. Lampiran-lampiran (jika ada)
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
2. Penelaahan kepustakaan
3. Penyusunan hipotesis
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel
5. Pemilihan / pengembangan alat-alat pengambilan data
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pemecahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
I. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Masalah: Terjadinya kesejangan (gap) antara das sollen (harapan) dan das sein (kenyataan).
1. Identifikasi Masalah
Dapat didapat dari:
a. Bacaan, terutama laporan hasil penelitian
b. Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah lainnya
c. Pengamatan sepintas
d. Pengalaman pribadi
e. Perasaan intuitif (spontan, seketika)
2. Pemilihan Masalah
Arahan pertimbangan pemilihan masalah:
a. Pertimbangan dari arah masalahnya:
Menggunakan pertimbangan akan sumbangan yang diberikan kepada:
- Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya.
- Pemecahan masalah-masalah praktis
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti
- Biaya yang tersedia
- Waktu yang dapat digunakan
- Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia
- Bekal kemampuan teoritis
- Penguasaan metode yang diperlukan
3. Perumusan Masalah
Cara merumuskan masalah penelitian
a. Dirumuskan dengan kalimat tanya
b. Padat dan jelas
c. Memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
II. Penelaahan Kepustakaan
Dibedakan menjadi 2 kelompok:
1. Sumber acuan umum (kepustakaan / buku-buku teks, ensiklopedia, monograp, dll)
2. Sumber acuan khusus (jurnal, bulletin penelitian, tesis, disertasi, dll)
Kriteria dalam memilih sumber bacaan:
1. Prinsip kemutakhiran (recency)
2. Prinsip relevansi (relevance)
Penalaran deduktif untuk konsep-konsep umum
Penalaran induktif untuk hasil-hasil penelitian
III. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis: jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris.
Pengertian hipotesis
- Secara teknis : Pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
- Secara statistik : Pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
- Secara implisit : Prediksi
Cara merumuskan hipotesis:
1. Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
2. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif / pernyataan
3. Dirumuskan secara jelas dan padat
4. Dapat diuji
Jenisnya:
1. Hipotesis tentang hubungan / korelasi
2. Hipotesis tentang perbedaan
Hipotesis nol / Ho = Hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara 2 variabel / lebih.
Hipotesis alternatif / HA = Adanya hubungan antar variabel.
IV. Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Operasional Variabel-variabel
1. Mengidentifikasikan Variabel
Variabel: Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa / gejala yang akan diteliti.
Ditentukan oleh landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya.
2. Mengklasifikasikan Variabel
Digolongkan menjadi 4 jenis:
a. Variabel nominal: ditetapkan berdasarkan atas proses penggolongan sifat: deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori satu dengan yang lain.
b. Variabel ordinal: disusun atas jenjang dalam atribut t3.
c. Variabel internal: dihasilkan dari pengukuran, yang didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
d. Variabel ratio: variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak.
Menurut fungsinya:
Sebab Hubungan Akibat
V. Bebas
V. Moderator V. Intervening V. Tergantung
V. Kendali
V. Rambang
Urutan penentuan variabel:
a. V. tergantung: variabel yang dipengaruhi variabel lain
b. V. bebas atau yang lain
Variabel rambang: variabel yang diabaikan pengaruhnya.
3. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi).
• Cara menyusun definisi operasional dikelompokkan menjadi 3 macam:
a. Definisi pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh: Lapar adalah kedalam dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam.
b. Definisi pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi.
Contoh: orang lapar adalah orang yang mulai menyantap makanannya kurang dari satu menit setelah makanan itu dihidangkan dan menghabiskanya dalam waktu kurang dari 10 menit.
c. Definisi pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang definisikan itu nampak.
Contoh: Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.
V. Pemilihan / Pengembangan Alat-alat Pengambilan Data
Syarat alat pengambilan data:
1. Reliabilitas / keterandalan
2. Validitas / kesahihan
3. Keterbakuan
1. Pemilihan alat pengambil data
Disesuaikan dengan data yang diambil (variabelnya)
Kualitas total (reliabilitas dan validitas)
Kemudahan penggunaan (praktis)
Biaya
2. Pengembangan alat pengambil data
Alat yang dikembangkan harus diuji coba terlebih dahulu kualitasnya (reliabilitas dan validitas) terutama dalam pengembangan alat-alat dalam ilmu-ilmu sosial.
VI. Penyusunan Rancangan Penelitian
Disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian yang telah didefinisikan serta ole hipotesis yang akan diuji. Pada umumnya rancangan penelitian itu sekaligus juga merupakan rancangan analisis data.
VII. Penentuan Sampel
Sampel harus mencerminkan populasi.
Jenis sampel:
- Sampel rambang (random sampling) : setiap populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi sampel.
- Sampel rumpun (cluster sampling) : secara kelompok sampel dipilih.
- Sampel bertingkat (stratified sampling) : sampel rumpun yang telah ditentukan.
- Sampel rambang proporsional (proportional random sampling) :
Sampel representatif: sampel yang paling mencerminkan populasi.
Parameter yang menentukan representatif:
1. Variabilitas populasi
2. Besar sampel
3. Teknik penentuan sampel
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel
VIII. Pengumpulan Data
Kualitas data dipengaruhi oleh kualitas alat pengambil data / alat pengukur.
- Kualifikasi si pengambil data
- Ketertiban
- Seluk-beluk pengambilan data primer / sekunder.
IX. Pemecahan dan Analisis Data
1. Data diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya
2. Data diubah dalam bentuk tabel, matriks, dll (induk tabel / master tabel)
3. Menganalisis data
Statistik untuk data kuantitatif (konversi 1% dan 5%)
Non statistik untuk data deskriptif / textular karena hanya isinya yang dianalisis disebut analisis is (content analysis).
X. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil penelitian diuji kebenarannya.
Jika hipotesis tidak terbukti dapat dicari kesalahannya melalui.
1. Landasan teori (kadaluwarsa, kurang valid)
2. Sampel (tidak representatif)
3. Alat pengambilan data (tidak reliable dan valid)
4. Rancangan penelitian kurang tepat
5. Perhitungan yang salah
6. Variabel-variabel luaran (Extraneous Variables) terlalu besar
XI. Penyusunan Laporan
A. Bagian awal berisi
1. Halaman judul
2. Halaman pendahuluan
3. Halaman daftar isi
4. Halaman daftar tabel (jika ada)
5. Halaman daftar gambar (jika ada)
6. Halaman daftar lampiran (jika ada)
B. Bagian inti yang berisi
1. Latar belakang masalah
2. Tujua penelitian
3. Penelaahan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis (jika tidak disajikan tersendiri)
4. Hipotesis (jika belum dicakup pada pasal sebelumnya)
5. Metodologi
6. Hasil
7. Intrepretasi / diskusi, kesimpulan, dan saran
C. Bagian akhir yang berisi
1. Daftar pustaka
2. Lampiran-lampiran (jika ada)
No comments:
Post a Comment