Upah per satuan (piece rates) dan upah per jam (time
rates)
Saudara mahasiswa, kita akan membahas karakteristik
kontrak kerja antara pekerja dan perusahaan berupa penetapan upah per satuan (piece rates) dan upah per jam (time rates). Masalah yang muncul pada kontrak kerja kerja akan
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan tingkat keuntungan perusahaan. Jenis
kontrak kerja yang dipilih sangat penting karena pemberi kerja sering tidak
tahu produktivitas pekerja yang sebenarnya, sementara pekerja menginginkan upah
yang besar dengan kerja yang sekecil mungkin.
Sistem upah per satuan mengkompensasi pekerja berdasarkan
pada output yang dihasilkan oleh pekerja. Sebagai contoh pekerja garmen
dibayarkan berdasarkan pada seberapa banyak jumlah celana yang dihasilkan, para
tenaga penjual dibayar sesuai dengan besarnya komisi tertentu dari volume
penjualannya. Sedangkan kompensasi upah pekerja per jam sangat bergantung
kepada jumlah jam kerja yang dialokasikan pekerja dalam pekerjaannya dan tidak
berhubungan sama sekali dengan jumlah output yang dihasilkan pekerja.
Perusahaan yang memiliki biaya pengawasan yang tinggi jika memberikan tingkat
upah per satuan yang kecil kepada pekerja maka hanya sedikit pekerja yang mau
menerima upah yang demikian sedikitnya (low
take home salaries). Sehingga perusahaan yang menghadapi biaya pengawasan
yang tinggi lebih memilih upah per jam (berdasarkan waktu), sementara
perusahaan yang menghadapi biaya pengawasan yang rendah memilih tingkat upah
per satuan. Oleh karenanya, upah per satuan sering dipakai untuk membayar
pekerja yang outputnya dapat diamati dengan mudah misalkan jumlah celana yang
diproduksi, volume penjualan pada periode yang lalu, semetara upah per jam
ditawarkan bagi para pekerja yang outputnya sulit untuk diukur seperti upah
bagi para professor di Universitas atau para pekerja pada tim produksi software.
Rp MC MCable
r
MR
q* qable output
Alokasi
kerja pekerja dengan upah per satuan
No comments:
Post a Comment