Pada
saat kelompok berkembang melalui berbagai tahapan perkembangan, mereka mulai
memperagakan karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok, anda
harus waspada terhadap karakteristik umum tersebut. Karakteristik tersebut
ialah : struktur, hirarki status, peranan, norma, kepemimpinan, keterpaduan,
dan konflik.
Struktur
Di dalam setiap kelompok, berkembang jenis struktur
tertentu setelah beberapa saat.
Para
anggota organisasi dibedakan atas dasar berbagai paktor seperti keahlian, sikap
agresif, kekuasaan, dan status. Setiap anggota menduduki suatu posisi dalam
kelompok tersebut.
Pola
hubungan antarposisi membentuk struktur kelompok. Anggota
kelompok tersebut mengevaluasi setiap posisi berdasarkan gengsi, status, dan
kepentingan terhadap kelompok. Dalam banyak hal, terdapat jenis status tertentu
yang berbeda di antara posisi tersebut seperti halnya bahwa struktur kelompok
itu hirarki. Status dalam kelompok formal biasanya didasarkan atas posisi dalam
organisasi formal, sedangkan dalam kelompok informal status dapat didasarkan
atas sesuatu yang relevan terhadap kelompok itu (misalnya, skor golf, kemampuan
berkomunikasi dengan pimpinan). Para anggota mengharapkan setiap pemegang
posisi untuk memerankan perilaku tertentu. Perangkat perilaku yang diharapkan,
yang dikaitkan dengan suatu posisi dalam struktur, merupakan peranan dari
pemegang posisi tersebut.
Hirarki
Status
Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah
tersebut sering digunakan secara bergantian. Status yang diberikan terhadap
posisi khusus secara khas merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu
yang membedakan satu posisi dari posisi lainnya. Dalam beberapa hal, seseorang
memperoleh status, karena factor-faktor tertentu seperti senioritas, umur, atau
penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang terutama mungkin secara teknis
dianggap lebih cakap dan diberi status oleh suatu kelompok teknisi. Jadi,
pemberian status mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan hirar ki status
formal.
Peranan
Setiap
posisi dalam struktur kelompok mempunyai suatu peranab terkait yang terdiri
dari berbagai perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tersebut. Direktur
jasa perawatan sebuah rumah sakit diharapkan mengorganisasi dan mengendalikan
departemen perawatan. Direktur itu juga diharapkan membantu mempersiapkan dan
mengelola anggaran departemen tersebut. Di lain pihak, seorang penyelia
(supervisor) perawat diharapkan menyelia kegiatan karyawan perawat yang
bertugas pada jasa perawatan khusus, seperti kebidanan, kesehatan anak, dan
pembedahan. Perilaku yang diharapkan tersebut umumnya bukan hanya disetujui
oleh pemegang pekerjaan, direktur perawatan, dan penyelia perawat, tetapi juga
oleh para anggota lain dalam kelompok dan personalia lain dari rumah sakit tersebut.
“Peranan yang diharapkan” merupakan salah satu jenis peranan. Ada juga “peranan
yang dipersiapkan” (perceived role) dan “peranan yang dimainkan” (enacted
role).Peranan yang dipersepsikan ialah perangkat perilaku seseorang
dalam suatu posisi di mana ia berpendapat bahwa ia harus memainkan peranan
tersebut. Dalam beberapa hal, peranan yang dipersepsikan tersebut mungkin sama
dengan peranan yang diharapkan. Persepsi dapat terganggu atau tidak tepat. Di
lain pihak, peranan yang dimainkan adalah perilaku yang
benar-benar dilaksanakan seseorang. Jadi, dapat timbul tiga kemungkinan
perilaku peranan. Konflik dan frustasi dapat timbul dari perbedaan ketiga jenis
peranan tersebut. Dalam kelompok yang benar-benar stabil atau permanent,
terdapat persetujuan khas yang baik antara peranan yang diharapkan dan peranan
yang dipersepsikan.
Jika peranan yang
dipersepsikan menyimpang terlalu banyak dari peranan yang diharapkan, orang
yang bersangkutan dapat lebih menyukai peranan yang diharapkan itu atau
meninggalkan kelompok.
Karena
seseorang mungkin menjadi anggota dalam kelompok yang berbeda, ia cenderung
memainkan peranan ganda (multiple roles). Para penyelia lini pertama adalah
anggota dari tim pimpinan dan pada saat yang sama anggota dari kelompok pekerja
yang mereka selia. Peranan ganda tersebut menimbulkan sejumlah perilaku peranan
yang diharapkan. Dalam banyak hal, perilaku yang dikhususkan oleh peranan yang
berbeda tersebut sesuai satu sama lain. Terdapat beberapa jenis konflik peranan
dan konsekuensinya yang penting. Konflik peranan akan dibahas kemudian dalam
bab ini.
Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh
anggota suatu kelompok. Norma mempunyai cirri-ciri tertentu yang penting bagi
anggota kelompok. Pertama, norma hanya dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang
penting bagi kelompok. Norma tersebut mungkin tertulis, tetapi lebih sering
dikomunikasikan secara lisan kepada anggotanya. Dalam banyak hal, norma mungkin
tidak pernah ditetapkan, tetapi diketahui anggota kelompok. Jika produksi
adalah penting, selanjutnya akan berkembang suatu norma. Jika anggota kelompok
lainnya dalam menyelesaikan suatu tugas adalah penting, maka akan berkembang
suatu norma. Kedua, norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota
kelompok. Beberapa norma sepenuhnya diterima oleh semua anggota, sedangkan
norma lain hanya diterima sebagian. Dan Ketiga, norma dapat diterapkan kepada
setiap anggota kelompok, atau hanya dapat diterapkan kepada beberapa anggota
kelompok. Sebagai contoh, setiap anggota mungkin diharapkan mematuhi norma
produksi, sedangkan hanya kepala kelompok yang mungkin diizinkan untuk tidak
setuju secara lisan atas suatu petunjuk pimpinan Kesesuaian Norma (Norm
Conformity). Salah satu masalah yang menjadi perhatian para manajer
ialah mengapa karyawan mematuhi norma kelompok. Hal ini sangat
penting jika seseorang yang sebenarnya mempunyai keahlian dan kemampuan
ternyata tidak berprestasi sebaik yang diharapkan hanya untuk tidak melanggar
norma kelompok. Terdapat empat kelas variabel umum yang mempengaruhi kesesuaian
terhadap norma kelompok:
1.
Kepribadian anggota
kelompok.
2.
Stimulus yang
membangkitkan tanggapan.
3.
Faktor Situasi.
4.
Hubungan
antarkelompok.
Kepribadian dapat
mempengaruhi penyesuaian seseorang terhadap norma kelompok. Sebagai contoh, penelitian
menunjukkan bahwa orang-orang yang berkecerdasan tinggi kecil kemungkinannya
untuk menyesuaikan diri dibandingkan dengan kecerdasannya rendah dan bahwa
individu yang otoritatif (mereka yang menyukai kepatuhan terhadap kekuasaan)
lebih menyesuaikan diri dibandingkan dengan individu yang tidak.
Faktor stimulus mencakup semua factor
keorganisasian yang berkaitan dengan norma yang dipatuhi anggota kelompok.
Semakin mendua stimulus tersebut, semakin besar kesesuaian terhadap norma
kelompok. Sebagai contoh, andaikan pimpinan tingkat atas menerapkan suatu jenis
baru wawancara penimbangan prestasi (performance appraisal). Kelompok manajer
yang akan melaksanakan wawancara tersebut mungkin memulainya tanpa benar-benar
mengetahui prosesnya karena hal tersebut sangat baru dan rumit. Kurangnya
kejelasan dari stimulus ini dapat mengakibatkan kelompok tersebut mempergunakan
prosedur lama penimbangan prestasi kelompok ketimbang prosedur terbaru yang
digariskan pimpinan teras. Para manajer tersebut menyesuaikan diri dengan norma
yang lama sampai proses yang baru dijelaskan dan anggota kelompok yang menjadi
kunci memulai pemanfaatan/prosedur baru itu.
Faktor Situasi menyangkut
berbagai variabel seperti ukuran dan struktur kelompok. Penyesuaian
terhadap norma kelompok mungkin lebih sukar pada kelompok yang lebih besar atau
pada kelompok yang anggotanya terpisah secara geografis.
Hubungan
antarkelompok mencakup
factor-faktor seperti jenis tekanan kelompok yang diperlihatkan, seberapa jauh
keberhasilan kelompok mencapai tujuan yang diharapkan, dan kadar sejauh mana
seorang anggota mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut.
No comments:
Post a Comment