Sunday, December 8, 2013

karakteristik kelompok



Pada saat kelompok berkembang melalui berbagai tahapan perkembangan, mereka mulai memperagakan karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok, anda harus waspada terhadap karakteristik umum tersebut. Karakteristik tersebut ialah : struktur, hirarki status, peranan, norma, kepemimpinan, keterpaduan, dan konflik.

Struktur

            Di dalam setiap kelompok, berkembang jenis struktur tertentu setelah beberapa saat.
Para anggota organisasi dibedakan atas dasar berbagai paktor seperti keahlian, sikap agresif, kekuasaan, dan status. Setiap anggota menduduki suatu posisi dalam kelompok tersebut.
Pola hubungan antarposisi membentuk struktur kelompok. Anggota kelompok tersebut mengevaluasi setiap posisi berdasarkan gengsi, status, dan kepentingan terhadap kelompok. Dalam banyak hal, terdapat jenis status tertentu yang berbeda di antara posisi tersebut seperti halnya bahwa struktur kelompok itu hirarki. Status dalam kelompok formal biasanya didasarkan atas posisi dalam organisasi formal, sedangkan dalam kelompok informal status dapat didasarkan atas sesuatu yang relevan terhadap kelompok itu (misalnya, skor golf, kemampuan berkomunikasi dengan pimpinan). Para anggota mengharapkan setiap pemegang posisi untuk memerankan perilaku tertentu. Perangkat perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan suatu posisi dalam struktur, merupakan peranan  dari pemegang posisi tersebut.

Hirarki Status
Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Status yang diberikan terhadap posisi khusus secara khas merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi lainnya. Dalam beberapa hal, seseorang memperoleh status, karena factor-faktor tertentu seperti senioritas, umur, atau penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang terutama mungkin secara teknis dianggap lebih cakap dan diberi status oleh suatu kelompok teknisi. Jadi, pemberian status mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan hirar ki status formal.

Peranan
Setiap posisi dalam struktur kelompok mempunyai suatu peranab terkait yang terdiri dari berbagai perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tersebut. Direktur jasa perawatan sebuah rumah sakit diharapkan mengorganisasi dan mengendalikan departemen perawatan. Direktur itu juga diharapkan membantu mempersiapkan dan mengelola anggaran departemen tersebut. Di lain pihak, seorang penyelia (supervisor) perawat diharapkan menyelia kegiatan karyawan perawat yang bertugas pada jasa perawatan khusus, seperti kebidanan, kesehatan anak, dan pembedahan. Perilaku yang diharapkan tersebut umumnya bukan hanya disetujui oleh pemegang pekerjaan, direktur perawatan, dan penyelia perawat, tetapi juga oleh para anggota lain dalam kelompok dan personalia lain dari rumah sakit tersebut.
“Peranan yang diharapkan” merupakan salah satu jenis peranan. Ada juga “peranan yang dipersiapkan” (perceived role) dan “peranan yang dimainkan” (enacted role).Peranan yang dipersepsikan ialah perangkat perilaku seseorang dalam suatu posisi di mana ia berpendapat bahwa ia harus memainkan peranan tersebut. Dalam beberapa hal, peranan yang dipersepsikan tersebut mungkin sama dengan peranan yang diharapkan. Persepsi dapat terganggu atau tidak tepat. Di lain pihak, peranan yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar dilaksanakan seseorang. Jadi, dapat timbul tiga kemungkinan perilaku peranan. Konflik dan frustasi dapat timbul dari perbedaan ketiga jenis peranan tersebut. Dalam kelompok yang benar-benar stabil atau permanent, terdapat persetujuan khas yang baik antara peranan yang diharapkan dan peranan yang dipersepsikan.
Jika peranan yang dipersepsikan menyimpang terlalu banyak dari peranan yang diharapkan, orang yang bersangkutan dapat lebih menyukai peranan yang diharapkan itu atau meninggalkan kelompok.
Karena seseorang mungkin menjadi anggota dalam kelompok yang berbeda, ia cenderung memainkan peranan ganda (multiple roles). Para penyelia lini pertama adalah anggota dari tim pimpinan dan pada saat yang sama anggota dari kelompok pekerja yang mereka selia. Peranan ganda tersebut menimbulkan sejumlah perilaku peranan yang diharapkan. Dalam banyak hal, perilaku yang dikhususkan oleh peranan yang berbeda tersebut sesuai satu sama lain. Terdapat beberapa jenis konflik peranan dan konsekuensinya yang penting. Konflik peranan akan dibahas kemudian dalam bab ini.
Norma
            Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok. Norma mempunyai cirri-ciri tertentu yang penting bagi anggota kelompok. Pertama, norma hanya dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. Norma tersebut mungkin tertulis, tetapi lebih sering dikomunikasikan secara lisan kepada anggotanya. Dalam banyak hal, norma mungkin tidak pernah ditetapkan, tetapi diketahui anggota kelompok. Jika produksi adalah penting, selanjutnya akan berkembang suatu norma. Jika anggota kelompok lainnya dalam menyelesaikan suatu tugas adalah penting, maka akan berkembang suatu norma. Kedua, norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota kelompok. Beberapa norma sepenuhnya diterima oleh semua anggota, sedangkan norma lain hanya diterima sebagian. Dan Ketiga, norma dapat diterapkan kepada setiap anggota kelompok, atau hanya dapat diterapkan kepada beberapa anggota kelompok. Sebagai contoh, setiap anggota mungkin diharapkan mematuhi norma produksi, sedangkan hanya kepala kelompok yang mungkin diizinkan untuk tidak setuju secara lisan atas suatu petunjuk pimpinan Kesesuaian Norma (Norm Conformity). Salah satu masalah yang menjadi perhatian para manajer ialah mengapa karyawan mematuhi norma kelompok. Hal ini sangat penting jika seseorang yang sebenarnya mempunyai keahlian dan kemampuan ternyata tidak berprestasi sebaik yang diharapkan hanya untuk tidak melanggar norma kelompok. Terdapat empat kelas variabel umum yang mempengaruhi kesesuaian terhadap norma kelompok:
1.      Kepribadian anggota kelompok.
2.      Stimulus yang membangkitkan tanggapan.
3.      Faktor Situasi.
4.      Hubungan antarkelompok.

Kepribadian dapat mempengaruhi penyesuaian seseorang terhadap norma kelompok. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang berkecerdasan tinggi kecil kemungkinannya untuk menyesuaikan diri dibandingkan dengan kecerdasannya rendah dan bahwa individu yang otoritatif (mereka yang menyukai kepatuhan terhadap kekuasaan) lebih menyesuaikan diri dibandingkan dengan individu yang tidak.
Faktor stimulus mencakup semua factor keorganisasian yang berkaitan dengan norma yang dipatuhi anggota kelompok. Semakin mendua stimulus tersebut, semakin besar kesesuaian terhadap norma kelompok. Sebagai contoh, andaikan pimpinan tingkat atas menerapkan suatu jenis baru wawancara penimbangan prestasi (performance appraisal). Kelompok manajer yang akan melaksanakan wawancara tersebut mungkin memulainya tanpa benar-benar mengetahui prosesnya karena hal tersebut sangat baru dan rumit. Kurangnya kejelasan dari stimulus ini dapat mengakibatkan kelompok tersebut mempergunakan prosedur lama penimbangan prestasi kelompok ketimbang prosedur terbaru yang digariskan pimpinan teras. Para manajer tersebut menyesuaikan diri dengan norma yang lama sampai proses yang baru dijelaskan dan anggota kelompok yang menjadi kunci memulai pemanfaatan/prosedur baru itu.
Faktor Situasi menyangkut berbagai variabel seperti ukuran dan struktur kelompok.  Penyesuaian terhadap norma kelompok mungkin lebih sukar pada kelompok yang lebih besar atau pada kelompok yang anggotanya terpisah secara geografis.
Hubungan antarkelompok mencakup factor-faktor seperti jenis tekanan kelompok yang diperlihatkan, seberapa jauh keberhasilan kelompok mencapai tujuan yang diharapkan, dan kadar sejauh mana seorang anggota mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut.

No comments:

Post a Comment